PERTANIAN GUREM DAN TABULAPOT
Menilik kemajuan zaman diera globalisasi ini membuat kita merasa sangat
bahagia karena semua kebutuhan hidup kita bisa dengan mudah terpenuhi dengan
catatan selagi kita mau berusaha apa pun bisa, bahkan dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat membuat
aktivitas hidup kita sehari-hari terasa lebih simple dan praktis. Ini itu bukan
menjadi alasan yang mendasar lagi, tapi kemauan kita lah yang menjadi alasan
sebenarnya. Seperti kata pepatah “dimana ada kemaun pasti ada jalan”, kata
kuncinya adalah kemauan, selagi kita mau berusaha untuk mendapatkan apa yang
kita ingin kan pasti selalu ada cara meskipun terkadang itu hadirnya setelah
kita hampir bahkan sudah berputus asa. Namun kemajuan teknologi ternyata bukan
hanya berdampak pada sisi positifnya saja namun sisi negatifnya juga ada.
Seperti halnya pertambahan
penduduk yang sedemikian pesat sehingga hak hidup manusia juga semakin
meningkat dan tidak terjamin. Di iringi dengan menyempitnya luas wilayah yang biasa
di gunakan para petani untuk mencukupi kebutuhan hidup pribadi maupun
masyarakat luas. Dengan menyempitnya lahan ini otomatis secara tidak langsung
berdampak pada nilai jual bahkan kualitas dari produksi pertanian yang mana
semakin hari semakin meningkat harganya, terutama di wilayah perkotaan. Hal-hal
seperti ini tidak terlalu bermasalah bagi mereka yang berpenghasilan tinggi di
atas rata-rata. Tapi bagaimana dengan mereka yang penghasilannya standar, di
bawah rata-rata, bahkan sangat minim hingga untuk memenuhi kebutuhan pangan
saja susah..????
ini lah yang akan kita bahas pada artikel ini,, bagaimana memafaatkan lahan sempit untuk memproduksi tanaman pangan/hortikulura.
ini lah yang akan kita bahas pada artikel ini,, bagaimana memafaatkan lahan sempit untuk memproduksi tanaman pangan/hortikulura.
Beberapa
cara yang telah penulis baca dari beberapa sumber buku, dan membahas pada ruang
perkuliahan serta juga pernah di terapkan dalam kehidupan nyata. Akhirnya penulis
merevisi beberapa metode yang cocok dan sesuai untuk memanfaatkan lahan sempit,
terutama untuk menikmati sendiri hasilnya sehingga bisa membantu menimalisir
pengeluaran dana untuk urusan perut.
Metode itu
antara lain :
ü Pertanian gurem.
Pertanian gurem bertujuan menghasilkan hasil pertanian untuk keperluan
sendiri. Yaitu:
pertama dengan cara berladang. Kita tahu bahwa traffic jumlah penduduk
terutama di Negara kita ini sudah mulai padat sehingga daur pemberaan lahan di
perpendek, system itu akan menghasilkan ekosistem alang-alangan. Nenek moyang kita zaman dahulu tidak salah
menciptakan cara mengolah lahan pertanian dengan berladang berpindah-pindah
karena memang di zamannya lahan masih sangat banyak dan efektif untuk
produktifitas tanaman, dengan cara ini juga mereka memberikan kesempatan tanah
untuk beregrenerasi menjadi lebih baik lagi.
System pertanian gurem yang ke dua adalah bercocok tanaman di atas lahan
sawah atau lebih tepatnya di tas pematang sawah. Pematang sawah ini dapat kita
manfaakan untuk menanam tanam seperti kacang-kacangan, sayur-sayuran, dll.
System yang ketiga yaitu jika kita memiliki pekarangan yang cukup luas
dan terbangkalai saja, ada baiknya kita memanfaatkannya untuk bercocok tanam satu
atau dua varietas tanaman.
ü TABULAPOT (tanaman buah dalam pot)
Tanaman buah dalam pot lebih di prioritaskan buat mereka yang tidak
memiliki lahan untuk berladang. Metode ini ditujukan buat ibu-ibu yng suka
dengan tanaman dalam pot seperti halnya bunga, jika kita tidak memiliki
aktivitas yang sangat menyita waktu ada baiknya kita menerapka metode ini,
rasanya metode ini sangat cocok di manfaatkan di perkotaan yang penduduknya
sudah padat, di los-los, pekarangan rumah, bedengan, kontrakan, bahkan rumah
susun. Sebenarnya tidak hanya buah yang bisa kita tanam di dalam pot, tanaman
horti lainnya pun bisa kita tanam dengan memanfaatkan pot.
Semua metode ini di maksudkan agar kita tidak terlalu bergantung dengan
hasil pertanian dari daerah lain, jika nanti suatu saat para petani gagal panen
maka kita pun akan terkena imbasnya yaitu kenaikn harga bahan pangan. Dan metode
ini bisa menjadi solusi terbaik untuk mengurangi kekhawatiran kita, meskipun
pada dasarnya kita tetap bergantung pada para petani. Selain itu juga kita bisa
mengirit biaya pengeluaran untuk urusan pangan, bahkan mungkin jika kita
optimalkan dan serius bisa mendatang kan rupiah, itung-itung belanja harian dan
saling berbagi. Lumayan kan.
Sekian artikel ini, jika terdapat kekurangan mohon di koment. Agar admin
bisa mereivisi lebih baik lagi. SEMOGA BERMANFAAT…!
0 comments:
Post a Comment