Aliran Energi dalam Ekosistem
1.1
Pengertian
Energi
Energi dinyatakan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja. Sebagai contoh adalah energi cahaya matahari yang merupakan suatu bentuk
energi yang dapat berubah bentuk menjadi bentuk energi lain, seperti energi
tenaga kerja, energi panas, atau energi potensi dari makanan. Untuk mendukung
pernyataan tersebut akan diberikan
beberapa contoh. Anda tentunya pernah melihat bahwa mobil dapat bergerak,
pesawat dapat terbang sehingga dapat berpindah tempat dari satu tempat ke
tempat lain karena adanya energi dari bahan bakar minyak. Contoh lain adalah manusia dapat bergerak ke
tempat lain dengan berjalan kaki, hewan dapat pindah tempat dengan terbang,
lari, berenang dan sebagainya. Semua pergerakan pada hewan dan manusia serta
pada makhluk hidup lainnya dapat terjadi
karena adanya energi yang berasal dari makanan.
Jadi energi dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan
kerja dan proses kerja yang selanjutnya
akan menghasilkan gerakan-gerakan atau perpindahan. Semua energi tadi kalau dirunut
sumbernya semua berasal dari sumber energi sinar matahari. Energi di alam selalu tunduk pada hukum alam
atau “Sunatullah” yang secara akademis disebut sebagai Hukum Termodinamika
seperti yang kita kenal pada ilmu fisika. Oleh sebab itu, perilaku energi dalam
alam sesuai dengan yang tercakup dalam
hukum thermodinamika.
1.2 Hukum Termodinamika
Ada dua hukum termodinamika, yaitu: (1) hukum
termodinamika I dan (2) hukum termodinamika II.
1. Hukum Termodinamika I
Hukum ini
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan oleh makhluk
hidup. Sering juga disebut hukum kekekalan tenaga. Energi utama yang berasal
dari cahaya matahari hanya dapat diubah bentuknya, namun energi tetap ada.
Contoh adalah cahaya matahari, cahaya merupakan suatu energi dan energi cahaya
ini dapat diubah bentuknya menjadi energi panas, energi kinematik, energi
potensial, atau energi makanan/kimia. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh
tumbuhan, akhirnya tumbuhan dapat berkembang dan berbuah, yang selanjutnya akan
menjadi energi makanan. Jadi energi disini tidak hilang akan tetapi hanya
berubah bentuk dari cahaya matahari menjadi buah dan sayuran.
2. Hukum Termodinamika II
Hukum ini
menyatakan bahwa setiap proses berlangsungnya perubahan (transformasi) bentuk
energi selalu tidak efisien dan menghasilkan entropi (limbah atau
pencemar). Oleh karena itu dalam setiap
perubahan bentuk energi, maka selalu terjadi entropi dalam bentuk kerugian
panas atau kehilangan energi (energylost).
Contoh :
a). Manusia makan sayur tentu sayur yang muda, yang
segar dan lain sebagainya. Sisanya tentu akan dibuang padahal itu masih
merupakan energi. Jadi disini akan terjadi sisa sayur yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan dibuang, tetapi sisa-sisa tersebut akan
dimanfaatkan oleh organisme lain termasuk organisme pengurai.
b). Kalau kita akan mengendari kendaraan bermotor
tentunya kita menggunakan bahan bakar minyak berupa bensin atau solar. Kalau
kita menggunakan bensin sebesar 1000 mega kalori untuk memutar mesin, maka
hasil kerja mesin itu akan kurang dari 1000 mega kalori. Bagian energi yang
tidak dapat digunakan untuk melakukan kerja mesin disebut entropi. Pada
kasus ini tidak semua energi bahan bakar digunakan untuk menggerakkan mesin
tetapi akan terbuang sebagai panas. Hal ini dapat kita buktikan apabila kita mengendarai
kendaraan bermotor maka knalpot atau mesin akan menjadi panas. Pada proses
penggunaan energi yang tidak terbalikkan, maka entropi alamnya bertambah.
Entropi sangat
dipengaruhi oleh keteraturan. Antara tingkat entropi dan tingkat keteraturan
terdapat hubungan yang erat. Makhluk
hidup, ekosistem, dan seluruh biosfer memiliki sifat-sifat termodinamika
yang khas. Apabila mampu menjaga keteraturan
yang tinggi maka akan menghasilkan entropi
yang rendah. Sebaliknya apabila terjadi ketidakteraturan yang tinggi maka akan
menghasilkan entropi yang tinggi.
Entropi merupakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem, dan merupakan besaran energi yang tidak dapat
dimanfaatkan dalam suatu sistem. Apabila terjadi entropi yang tinggi dalam
suatu ekosistem menggambarkan semakin banyak limbah dan pencemar yang ditimbulkan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya ketidakteraturan dalam ekosistem
tersebut. Pada masa sekarang ini berbagai bencana lingkungan sudah mulai muncul
dimana-mana dan harus diwaspadai. Hal tersebut sebagai akibat dari adanya ketidak teraturan yang ada di muka bumi ini semakin besar. Oleh
sebab itu entropi perlu diminimumkan sehingga entropi yang ada di alam ini
menjadi rendah.
Entropi yang rendah
dapat dicapai oleh suatu sistem dengan cara memanfaatkan energi secara
berkelanjutan dengan dayaguna (efisiensi) yang tinggi. Sebagai contoh adalah :
a). Penggunaan energi makanan. Energi makanan (nasi
adalah materi yang mengandung energi) dimanfaatkan dan diolah oleh metabolisme
tubuh (ekosistem tubuh) menjadi energi yang dapat digunakan untuk melakukan
kerja (bekerja dengan baik) dengan menghasilkan entropi berupa tinja, keringat
tubuh dan uap pernafasan. Apabila kita memakan nasi yang basi, maka metabolisme
perut tidak mampu mengolahnya menjadi energi yang baik sehingga menimbulkan
sakit perut (berakibat tidak dapat bekerja dengan baik) dan menghasilkan
entropi (tinja/berak) yang banyak. Tinja merupakan hasil sisa makanan yang
tidak diterima oleh tubuh.
b). Penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor
yang tidak dalam keadaan sempurna mesinnya maka akan menyebabkan pembakaran
yang tidak sempurna sehingga menjadi boros bahan bakar minyaknya. Keadaan ini
akan menyebabkan terjadi entropi yang tinggi dan akan lebih banyak energi yang
terbuang ke udara. Oleh sebab itu, dalam penggunaan bahan bakar minyak sedapat
mungkin mesin harus dalam keadaan sempurna.
c). Penggunaan energi terlanjutkan, yaitu dengan
memanfaatkan energi alternatif, seperti : energi biomasa, energi air, angin,
ombak, dan energi matahari untuk berbagai keperlu hidup sehari-hari.
Dalam proses fotosintesis, energi yang berasal dari
matahari masuk kedalam dunia hidup melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan
dan keluar lagi ke dunia tak hidup sebagai panas.
Berdasarkan pada
uraian di atas maka ekosistem dapat terus menerus terjamin dalam kondisi
teratur atau entropi rendah yaitu dengan cara pemanfaatan energi oleh komunitas
(manusia, hewan, tumbuhan) secara efektif, efisien dan berkelanjutan.
sumber..! materi kuliah ekologi pertanian UNIB dosen Priono Prawito
sumber..! materi kuliah ekologi pertanian UNIB dosen Priono Prawito
0 comments:
Post a Comment