FISIOLOGI TUMBUHAN
“PENGARUH
AUKSIN PADA PERTUMBUHAN AKAR”
NAMA :
RACHMAD SEPTIADI
NPM :
E1J011036
PRDOI :
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Auksin berasal dari bahasa Yunani
“Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari
substansi permacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling
awal ditemukan. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA.
Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas
(divisi,) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang
spesifik; seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan
apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan
buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular
tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat
mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti
inisiasi akar (http://en.wikipedia.org).
Inisiasi merupakan salah satu
aspek dari tumbuh pada tanaman dengan menghasilkan bagian-bagian atau organ
baru. Kenaikan jumlah akar merupakan salah satu dari ciri pertumbuhan atau
inisiasi tersebut. Rambut akar dapat tumbuh dari akar utama (akar lateral) maupun
berasal dari jaringan batang tumbuhan ( akar adventif), yang dapat dipacu
dengan pemberian golongan hormon auksin dalam jumlah tertentu. Daerah
tergenerasi akar terletak pada absisat batang yang dipotong mengikuti
perpindahan polar auksin menuju proses akhir fisiologi, yang letaknya lebih
dekat pada ujung tanaman ( Mukherji and Ghosh, 2000 ).
Auksin
sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal, merupakan sebuah fenomena
dari pusat percabangan tumbuhan yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan
lainnya. Tunas apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat
berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak
pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal terhadap cahaya
matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal dapat dipahami, maka
akan sangat membantu dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa
memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormone auksin ini untuk
menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas
buahnya (http://en.wikipedia.org)
BAB
II
METEDOLOGI
2.1 Bahan dan Alat :
Bahan :
Ø Larutan auxin 100 mg/100 ml
Ø potongan cabang tanaman Tradescanti atau
tanaman lain.
2.2 Cara Kerja
:
- buat pengenceran auxin sebesar 0,1, 1,0, 10, dan 100 g/ml.
- ujung potongan cabang dimasukkan didalam larutang yang telah dibuat dan kelompok lain dimasukkan kedalam air suling.
- ditunggu selama 1-2 jam
- sementara menunggu disiapkan larutan hara dan dimasukkan kedalam boyol-botol yag telah tersedia
- setelah 2 jam potongan-potongan cabang dipindahkan kedalam botol yang terisi larutan hara dan ditaruh ditempat terang.
- pertumbuhan akar diamati setelah 1 minggu, sementara itu larutan haranya ditambah dengan air suling bila selama pengamatan jumlahnya berkurang. Perhatikan jumlah akar dan panjangnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Praktikum
Perlakuan
|
Pertambahan Setelah 2 minggu
|
|
Jumlah akar
|
Jumlah panjang
|
|
100 ppm
|
0
|
0
|
10 ppm
|
4
|
5,5
|
1 ppm
|
4
|
2,5
|
0,1 ppm
|
4
|
4,65
|
Kontrol
|
2
|
0,5
|
3.2
Pembahasan
Pada pengamatan
pratikum ini bahwa hormon auksin sangat berpengaruh terhadap perpanjangan
akar.Karena Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang , akar ,
pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. hormon auksin adalah hormon
pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau
asam indol asetat.letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan
ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar mnaupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel.mempercepat
pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.
Pada pengamatan
ini bahwa perlakuan yang dilkukan yaitu dengan konsentrasi 100 ppm, 10 ppm, 1
ppm, o,1 ppm, dan kontrol. Untuk perlakuan 100 ppm jumlah akar dan jumlah akar
pada pertambahan setelah 2 minggu masih tetap 0 atau tetap seperti bentuk
semula(tidak ada perubahan),mungkin ini disebabkan perlakuan konsentrasi ini
sangat tinggi. Untuk konsentrasi 10 ppm jumlah akar setelah pertambahan 2
minggu yaitu 4 dan jumlah panjangnya 22cm. Pada konsentrasi 1 ppm jumlah akar 4
dan jumlah panjangnya yaitu 10cm, sedangkan pada konsentrasi 0,1 ppm jumlah akarnya masih tetap 4 dan jumlah
panjangnya 18,5, dan pada perlakuan kontrol jumlah akar 2 dan jumlah panjangnya
yaitu 1cm. Mengapa pada perlakuan ini hasilnya sangat berbeda-beda, hal ini
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1. Faktor Suhu / Temperatur
Lingkungan
Tinggi
rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,
reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan
adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur
yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. Faktor Kelembaban /
Kelembapan Udara
Kadar air
dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan
sel yang lebih cepat.
3. Faktor
Cahaya Matahari
Sinar
matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka
tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi).
Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
4. Faktor
Hormon
Hormon pada
tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon
giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel.
BAB IV
KESIMPULAN
Ø Hormon
auksin
merupakan senyawa yang zat digunakan sebagai perangsang dalam pertumbuhan dan
perkembangan akar dimana zat ini secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi pemanjangan akar dan ini
semua dapat dilakukan dengan beberapa cara dan metode yang dapat dilakukan.
Ø Auksin
adalah zat yang di temukan pada ujung batang , akar , pembentukan bunga yang
berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung..
Ø Pada
konsentrasi yang berbeda-beda yang dilakukan pada pratikun ini bahwa hasil yang
didapatkan berbeda karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2010. Apical Dominance
[terhubung berkala]. http://en.wikipedia.org/wiki/Apical_
Dominance (21 Mei 2010)
[Anonim]. 2010. Role of Auxin in Apical
Dominance [terhubung berkala]. http://www.cilr.uq.edu.au/…/File/Apical%20Dominance%20Workshop_brett.pdf
(21 Mei 2010)
0 comments:
Post a Comment