Konsep
Produktivitas
(sumber RKBM Ir. Sutriyono,
MSc)
1.
Metode panen
Dengan metode
ini sangat cocok untuk suatu ekosistem pertanian. Ekosistem pertanian dimulai
dari nol, dan dikendalikan sedemikian rupa sehingga hewan-hewan herbivora
(termasuk serangga hama) tidak begitu penting peranannya. Dengan demikian pengambilan materi organik oleh konsumen
dapat dicegah atau diminimalkan. Pada ekosistem pertanian juga tidak pernah
dicapai keadaan steady state.
Oleh karena itu dengan menimbang hasil panennya dan menentukan nilai
kalorinya, diperoleh produktivitas primernya.
Metode panen ini merupakan produksi komunitas bersih.
2. Pengukuran Oksigen
Melalui
persamaan reaksi fotosintesis tersebut di atas, maka ada ekuivalensi yang pasti
antara oksigen dan energi makanan yang dihasilkan. Maka apabila kita dapat mengukur oksigen yang
dihasilkan dari proses fotosintesis, kita dapat mengetahui produktivitas
primernya.
Pada ekosistem
perairan, pengukuran oksigen hasil fotosintesis lebih mudah dilakukan, misalnya
dengan metode botol gelap dan terang.
Metode ini pada dasarnya menggunakan dua macam botol yaitu botol gelap
(tak tembus cahaya) dan botol terang (tembus cahaya). Kedua macam botol tersebut diisi air dari
perairan tersebut, dan dimasukkan ke dalam perairan tersebut selama waktu
tertentu. Sebelumnya, air perairan
diukur kandungan oksigennya, misalnya dengan metode Winkler, atau dengan alat
pengukur oksigen.
Selama direndam dalam perairan, maka
dalam botol yang gelap tidak terjadi proses fotosintesis tetapi terjadi
respirasi, sedangkan dalam botol yang terang terjadi proses fotosintesis
maupun respirasi. Hal ini disebabkan
sinar matahari mampu menembus ke dalam botol yang terang, sehingga fitoplankton
di dalamnya mampu melakukan proses fotosintesis. Setelah selama
rentang waktu tertentu, kandungan oksigen terlarut dalam kedua botol tersebut
diukur lagi. Perbedaan kandungan oksigen
terlarut dalam botol gelap sebelum dan sesudah direndam di dalam perairan,
merupakan jumlah oksigen yang digunakan untuk respirasi. Perbedaan kandungan
oksigen terlarut dalam botol terang merupakan produktivitas primer bersih. Dengan demikian dapat diketahui pula
produktivitas primer kasar dari perairan tersebut. Cara ini dapat divariasikan
sedemikian rupa sehingga dapat diketahui waktu produktivitas terbesar, dan
kedalaman perairan dengan produktivitas terbesar.
3. Metode karbon dioksida (CO2)
Seperti halnya
metode botol gelap dan terang, metode CO2 ini juga berdasarkan reaksi fotosintesis. Metode ini menggunakan pengukuran jumlah CO2 yang digunakan untuk proses fotosintesis. Metode ini sangat cocok untuk ekosistem terestrial
(daratan). Metode seperti ini telah lama
digunakan oleh para pakar fisiologi tumbuhan untuk mengukur laju
fotosintesis. Biasanya untuk
metode CO2 ini diupayakan untuk dapat menutup seluruh
komunitas dengan penutup yang transparan (bening). Dengan penutup yang
transparan tersebut cahaya matahari masih dapat masuk sehingga fotosintesis
dapat berlangsung. Kemudian udara
dialirkan kedalam ruangan
tersebut, dan kandungan CO2 dalam udara yang masuk
dan keluar diukur. Dengan demikian dapat
diketahui banyaknya CO2 yang hilang karena
digunakan untuk fotosintesis. Sekarang telah ada alat khusus untuk metode
ini. Dengan alat tersebut, pekerjaan
dapat lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan.
4. Metode pH
Dengan metode
ini cocok untuk ekosistem perairan.
Dalam ekosistem perairan, pH akan berubah menurut kandungan karbon
dioksida didalamnya. Seperti diketahui,
kandungan karbon dioksida dapat berkurang karena fotosintesis, dan bertambah
karena respirasi.
Untuk
menggunakan pH sebagai indeks produktivitas sebelumnya harus disiapkan kurva
kalibrasi untuk sistem perairan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan pH dan kandungan karbon
dioksida tidak berhubungan secara linier, dan tingkat perubahan pH per
perubahan kandungan karbon dioksida sangat tergantung kepada kapasitas buffering
dari perairan tersebut.
5.
Metode radioaktif.
Metode ini
menggunakan perunutan radioaktif untuk menentukan produktivitas. Salah satu cara yang paling sering digunakan
untuk mengukur produktivitas primer ekosistem perairan adalah menggunakan unsur
C14. Metode ini menggunakan botol tertutup berisi
air dari perairan yang bersangkutan dan ditambahkan unsur C14 dalam bentuk karbonat. Absorbsi C14 dalam
botol terang (penggunaan CO2 untuk fotosintesis) dapat ditentukan dengan merunut dengan alat
penghitung radioaktif. Jadi cara ini
sama seperti pada metode CO2, tetapi
dengan menggunakan unsur radioaktif. Dalam hal ini,
selain unsur C14 dapat pula digunakan unsur P32 dalam bentuk fosfat.
6. Metode klorofil.
Metode ini pada
dasarnya menggunakan kandungan klorofil dalam komunitas sebagai indeks
produktivitas. Mula-mula metode ini
digunakan untuk ekosistem perairan, tetapi dalam perkembangannya juga dapat
digunakan baik untuk ekosistem daratan maupun perairan, terutama lautan. Untuk ekosistem daratan jumlah klorofil
dinyatakan dalam setiap meter persegi, sedangkan untuk ekosistem perairan
dinyatakan dalam satuan volume (liter).
Sekarang telah dikenal adanya alat-alat
yang cukup canggih sehingga pengukuran kandungan klorofil dapat dilakukan
dengan mudah. Di perairan (tawar maupun
laut), hanya dengan memasukkan alat tersebut pada kedalaman tertentu, dapat
dicatat kadar klorofil perairan pada berbagai kedalaman.
0 comments:
Post a Comment