Sunday, October 14, 2012

pengaruh auksin pada pertumbuhan akar


FISIOLOGI TUMBUHAN
 “PENGARUH AUKSIN PADA PERTUMBUHAN AKAR”



NAMA     : RACHMAD SEPTIADI
NPM       : E1J011036
PRDOI    : AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi permacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik; seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar (http://en.wikipedia.org).
Inisiasi merupakan salah satu aspek dari tumbuh pada tanaman dengan menghasilkan bagian-bagian atau organ baru. Kenaikan jumlah akar merupakan salah satu dari ciri pertumbuhan atau inisiasi tersebut. Rambut akar dapat tumbuh dari akar utama (akar lateral) maupun berasal dari jaringan batang tumbuhan ( akar adventif), yang dapat dipacu dengan pemberian golongan hormon auksin dalam jumlah tertentu. Daerah tergenerasi akar terletak pada absisat batang yang dipotong mengikuti perpindahan polar auksin menuju proses akhir fisiologi, yang letaknya lebih dekat pada ujung tanaman ( Mukherji and Ghosh, 2000 ).
Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal, merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal dapat dipahami, maka akan sangat membantu dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormone auksin ini untuk menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas buahnya (http://en.wikipedia.org)
BAB II
METEDOLOGI


2.1 Bahan dan Alat :
Bahan :
Ø  Larutan auxin 100 mg/100 ml
Ø  potongan cabang tanaman Tradescanti atau tanaman lain.
2.2 Cara Kerja :
  1. buat pengenceran auxin sebesar 0,1, 1,0, 10, dan 100 g/ml.
  2. ujung potongan cabang dimasukkan didalam larutang yang telah dibuat dan kelompok lain dimasukkan kedalam air suling.
  3. ditunggu selama 1-2 jam
  4. sementara menunggu disiapkan larutan hara dan dimasukkan kedalam boyol-botol yag telah tersedia
  5. setelah 2 jam potongan-potongan cabang dipindahkan kedalam botol yang terisi larutan hara dan ditaruh ditempat terang.
  6. pertumbuhan akar diamati setelah 1 minggu, sementara itu larutan haranya ditambah dengan air suling bila selama pengamatan jumlahnya berkurang. Perhatikan jumlah akar dan panjangnya.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum



Perlakuan
Pertambahan Setelah 2 minggu
Jumlah akar
Jumlah  panjang
100 ppm
0
0
10 ppm
4
5,5
1 ppm
4
2,5
0,1 ppm
4
4,65
Kontrol
2
0,5

3.2 Pembahasan
Pada pengamatan pratikum ini bahwa hormon auksin sangat berpengaruh terhadap perpanjangan akar.Karena Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang , akar , pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat.letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar mnaupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel.mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.
Pada pengamatan ini bahwa perlakuan yang dilkukan yaitu dengan konsentrasi 100 ppm, 10 ppm, 1 ppm, o,1 ppm, dan kontrol. Untuk perlakuan 100 ppm jumlah akar dan jumlah akar pada pertambahan setelah 2 minggu masih tetap 0 atau tetap seperti bentuk semula(tidak ada perubahan),mungkin ini disebabkan perlakuan konsentrasi ini sangat tinggi. Untuk konsentrasi 10 ppm jumlah akar setelah pertambahan 2 minggu yaitu 4 dan jumlah panjangnya 22cm. Pada konsentrasi 1 ppm jumlah akar 4 dan jumlah panjangnya yaitu 10cm, sedangkan pada konsentrasi 0,1 ppm  jumlah akarnya masih tetap 4 dan jumlah panjangnya 18,5, dan pada perlakuan kontrol jumlah akar 2 dan jumlah panjangnya yaitu 1cm. Mengapa pada perlakuan ini hasilnya sangat berbeda-beda, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
3. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
4. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel.

BAB IV
KESIMPULAN
Ø  Hormon auksin merupakan senyawa yang zat digunakan sebagai perangsang dalam pertumbuhan dan perkembangan akar dimana zat ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi  pemanjangan akar dan ini semua dapat dilakukan dengan beberapa cara dan metode yang dapat dilakukan.
Ø  Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang , akar , pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung..
Ø  Pada konsentrasi yang berbeda-beda yang dilakukan pada pratikun ini bahwa hasil yang didapatkan berbeda karena ada faktor-faktor yang  mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2010. Apical Dominance [terhubung berkala]. http://en.wikipedia.org/wiki/Apical_ Dominance (21 Mei 2010)
[Anonim]. 2010. Role of Auxin in Apical Dominance [terhubung berkala]. http://www.cilr.uq.edu.au/…/File/Apical%20Dominance%20Workshop_brett.pdf (21 Mei 2010)













0 comments:

Post a Comment