Sunday, October 14, 2012

Struktur Trofik Dan Piramida Ekologi serta Efisiensi Ekologi





 Struktur Trofik Dan Piramida Ekologi

Fenomena interaksi rantai makanan dan hubungan antara ukuran organisme dengan metabolisme menghasilkan suatu struktur trofik yang khas untuk setiap ekosistem.  Semakin kecil ukuran suatu organisme maka semakin besar metabolis­menya per gram biomasanya, dan sebaliknya semakin besar ukuran tubuh suatu organisme semakin kecil metabolismenya per gram berat tu­buhnya.

Struktur trofik dapat diukur dan dinyatakan dalam jumlah energi yang disimpan/ditambat per satuan luas per satuan waktu pada aras trofik (biomasa per satuan luas). 

Struktur trofik dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang kemudian dikenal sebagai piramida ekologi.  Aras trofik I (produsen) diletakkan sebagai dasar piramida, kemudian diatasnya adalah aras-aras trofik yang berikutnya (herbivora, karnivora) sebagai konsumen primer, sekunder, tersier.dan seterusnya sampai ke tingkat yang tertinggi.

 Piramida ekologi, ada tiga macam yaitu :
1.   Piramida jumlah: yang menggambarkan jumlah individu pada masing-masing aras trofik 
2.   Piramida biomasa: yang menggambarkan besarnya biomasa pada masing-masing aras trofik. Biomasa dapat dinyatakan dalam satuan berat kering atau berat abu.
3.   Piramida energi: yang menggambarkan laju aliran energi atau produktivitas pada setiap aras trofik, energi dapat dinyatakan dalam satuan kalori.
  
Piramida ekologi memberikan gambaran kasar hubungan antara rantai makanan dengan komponen-komponen biotik dalam suatu ekosistem. Apabila dibandingkan dengan piramida ekologi yang lain,  maka piramida jumlah kurang memberikan gambaran hubungan fungsional antara komponen-komponen biotik ekosistem dengan peranan mereka. Hal ini dapat terjadi karena jumlah individu tidak berbanding lurus dengan peranan mereka secara fungsional dalam ekosistem.

Piramida biomasa lebih memberikan gambaran yang signifikan terhadap suatu struktur trofik, karena mampu memberi­kan gambaran secara kasar tentang pengaruh menyeluruh dari rantai makanan dan pengaruh peranan masing-masing aras trofik.

Piramida energi adalah suatu piramida yang dianggap paling baik dalam meggambarkan peranan masing-masing komponen ekosistem dibandingkan dengan pira­mida ekologi, piramida jumlah dan piramida biomasa.  Dengan menggunakan piramida energi maka peranan komuni­tas atau masing-masing aras trofik  dalam suatu ekosistem dapat diketa­hui secara jelas.  Hal ini disebabkan oleh karena piramida energi dapat menggambarkan besarnya aliran energi pada tiap-tiap aras trofik.

Efisiensi Ekologi

Efisiensi ekologi adalah rasio atau perbandingan antara laju aliran energi pada berbagai mata rantai dalam rantai makanan (pada berbagai aras trofik).  Piramida energi dapat digunakan untuk menghitung efisiensi ekologi tersebut, namun akan lebih jelas apabila efisiensi energi ini dapat diberikan dalam bentuk diagram aliran energi seperti  Gambar 2.1.Penilaian efisiensi ekologi akan lebih akurat apabila mata rantai makanan memiliki dimensi yang sama, artinya apabila membandingkan aliran energi antara dua aras trofik tersebut harus dalam satuan energi yang sama. Jadi apabila pada aras trofik I menggunakan satuan kalori, maka pada aras trofik II juga harus menggunakan satuan kalori.

Selain efisiensi ekologi, juga dikenal pula adanya efisiensi asimilasi.  Sebagai contoh pada tingkatan produsen, efisien­si asimilasi adalah perbandingan antara:

                                                  energi yang ditambat (ikat) oleh tumbuhan
                                                 ———————————————————
                                                                  cahaya yang diabsorbsi


dan untuk tingkatan konsumen, efisiensi asimilasi adalah perbandingan antara:

                                                       makanan yang diabsorbsi (asimilasi)
                                                  —————————————————-
                                                                 makanan yang ditelan

Selanjutnya rumus untuk efisiensi ekologi adalah

Pn
——
In

di mana     Pn  =    energi yang mengalir melalui n hingga aras n+1, dan
                          In =   energi yang ditelan pada  aras n.

Aras trofik yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai efisiensi ekologi juga lebih tinggi.  Hal ini menunjukkan  bahwa organisme yang menempa­ti aras trofik lebih tinggi, juga lebih efisien dalam menangkap energi. Padahal telah ketahui bahwa organisme yang menempati aras trofik lebih tinggi memiliki jumlah ketersediaan energi makanan yang lebih kecil dibanding organisme yang menempati aras trofik rendah. Berarti hewan karnivora misalnya singa. Singa lebih efisien menangkap energi dibandingkan dengan hewan herbivore, seperti kambing.

Herbivora mempunyai efisiensi penangkapan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan karnivora. Hal ini dapat ditunjukkan pada perilaku makan, yaitu mereka mempunyai perilaku makan yang berbeda.  Sebagai contohnya adalah kambing. Kambing selalu akan berusaha memakan rumput hijau bila mereka bertemu dengan rumput.  Hal tersebut akan berbeda dengan harimau. Harimau tidak akan mencari mangsa bilamana tidak lapar,  dan bila tidak lapar mereka tidak akan menyerang meskipun bertemu mangsa.  Bahkan mereka dapat bertahan berhari-hari atau beberapa minggu bilamana telah memakan mangsanya dengan puas.  Contoh lain adalah ular Piton. Ular ini akan tidur selama 1-2 bulan setelah menelan seekor kambing. Contoh lain adalah ikan Koki pada akuarium kaca. Ikan ini akan selalu menyantap makanan yang diberikan oleh manusia. Berbeda dengan ikan Oskar, yang mana ikan Oskar belum tentu menyantap mangsa yang diberikan manusia.

Gambaran di atas memperlihatkan dengan jelas bahwa organisme yang efisien dalam menangkap energi juga efisien dalam mengguna­kan energi.  Karnivora (Harimau misalnya) tidak akan membuang-buang tenaga atau energi untuk mencari, menyerang dan menangkap mangsanya bilamana mereka belum lapar benar atau belum perlu masukan energi.  Sedangkan organisme yang tidak efisien dalam menangkap energi selalu beru­saha untuk memakan makanan yang ditemuinya (contohnya adalah kambing yang selalu tidak diam memakan rumput dan deaunan), bilamana mereka tidak demikian maka kambing tidak dapat mencukupi keperluan energi untuk hidup mereka.  Hal ini membuktikan bahwa kambing memakan rumput hanya menerima masukan energi yang relatif sedikit pada setiap kali makan rumput. Hal tersebut juga membuktikan bahwa kambing memiliki efisiensi yang rendah dalam menangkap energi dari rumput.

sumber..! materi kuliah ekologi pertanian UNIB dosen Priono Prawito

0 comments:

Post a Comment