Monday, April 1, 2013

Pengujian Vigor Benih



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis dan fisiologis, merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Dimana pengujian masing-masing standar mutu kualitas benih memiliki standar tolak ukur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih, salah satunya adalah pengujian mutu fisik benih. Pengujian mutu fisik benih dapat dilakukan melalui analisis kemurnian benih. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel yang mewakili lot benih yang kemudian dipisahkan antara kotoran dan benih tanaman lain untuk dihitung persentasenya dan dapat dihitung persentase kemurnian benihnya.
Benih murni merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi.Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi.Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron (ISTA).
Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja dipisah-pisahkan ke dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkan persentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja.

Pemurnian benih bertujuan :
1)      membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor.
2)      memilih benih murni dari beni-benih yang kecil, berwarna tidak normal,dan benih-benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukan tetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika dibersihkan , benih dipisahkan dari kontaminan, tanah ,debu, dan sekam dan benih yang inferior (diluar ukuran lazim,keriput, retak-retak,dan berpenyakit).

1.2 Tujuan
-          Mahasiswa mampu mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
-          Mahasiswa mampu memisahkan contoh kerja benih menjadi komponen benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%).Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a.       Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
-     Benih masak utuh
-     Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
-     Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
-     Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
-     Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b.      Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
c.       Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
-     Benih dan bagian benih
-     Benih tanpa kulit benih
-     Benih yang terlihat bukan benih sejati
-     Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
-     Cangkang benih, Kulit benih, Bahan lain, Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
a.       Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
b.      Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.
Skema pengujian analisis kemurnian benih
Dari skema diatas dapat diketuhi bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali, tetapi jika secara duplo maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 kali setengah berat contoh kerja. Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan penampakan morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen tersebut.
Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru.Jika faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut.




BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1  Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksnakan pada hari Senin,  28 Maret  2011, Pukul 12.00 WIB – selesai. Bertempat di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

3.2 Alat dan Bahan
ü  Benih jagung (dibagi menjadi 2 lot)
ü  Benih kedelai ( dibagi menjadi 2 lot )
ü  Benih padi
ü  Alat tulis dan kertas
ü  Timbangan digital



3.3 Cara Kerja
1.      Ambilah contoh kerja dan timbanglah berat awalnya
2.      Pisahkanlah komponen-komponen analisis kemurnian menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran dengan kriteria sebagai berikut :
Benih Murni
a)      Kacang-kacangan:
Benih utuh dengan selaput (kulit) benih utuh, pecahan benih >  ukuran asli dengan selaput melekat
b)      Padi :
Meliputi spikelet, floret, kariopis utuh, pecahan kariopsis >  ukuran asli, tidak termasuk bulu yang panjangnya lebih dari panjang spikelet atau floret
c)      Jagung :
Kariopsis utuh, pecahan kariopsis >  ukuran asli
d)     Biji tanaman lain
Semua biji yang tidak termasuk dalam spesies yang dimaksud (seharusnya <5%)
e)      Kotoran
Semua materi yang terdapat didalam contoh kerja kemurnian akan tetapi tidak termasuk di dalam kedua komponen sebelumnya seperti : jerami, sekam, debu, tanah, pecahan benih yang ukurannya kurang dari  ukuran benih asli
3.      Timbanglah berat masing-masing hasil pemisahan  dengan menggunakan 1 angka desimal.
4.      Hitunglah masing-masing komponen dengan rumus sebagai berikut :
Berat murni (%)

Berat kurang bagus =

Biji tanaman lain (%)

Kotoran (%) =

5.      Jumlahkanlah semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total setelah pengujian. Jika selisih antara berat awal dengan berat setelah pengujian >6% maka pelaksanaan percobaan diulang.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Hasil pengamatan
Benih kedelai
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
Bobot awal
85,33
88,13
134,24
Bobot murni
75,35
70,79
103,78
Bobot kotor
9,99
17,09
30,51

Benih jagung
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
Bobot awal
175,88
145,52
183,88
Bobot murni
147,87
129,86
153,33
Bobot kotor
27,07
13,68
29,34

Benih padi
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
Bobot awal
196,43
165,82
165,60
Bobot murni
188,19
146,63
130,13
Bobot kotor
15,94
10,96
33,88


    4.2   Pembahasan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengyujian mutu fisik benih yang mana disini kita melakukan pengamatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.Didalam praktikum ini kita melakukan pekerjaan memisahkan benih yang mana nantinya akan didapatkan kemurnian benih, disini ada 3 hala yang dilakukan untuk mengetahui mutu benih murni diantaranya, penimbangan bobot awal dari macam benih padi, jagung, dan kedelai (benih murni), bobot bersih, dan berat kotoran. Dari ketiga hal yang dilakukan ini, yang nantinya kita harapkan untuk mendapatkan pemilhan mutu benih.Dari penimbangan bobot awal untuk ulangan pertama pada benih kedelai didapatkan beratnya yaitu 85,33gr, bobot bersih 75,35gr, dan berat kotor 9,99gr.Sedangkan untuk penimbangan ulangan kedua didapatkan bobot awal 88,13gr, berat bersih 70,79gr, bobot kotor 17,09gr.Untuk ulangan ketiga didapatkan beratnya yaitu 134,25gr, bobot bersih 103,78gr, dan berat kotor 30,51gr.
            Pada penimbangan benih jagung untuk pengulangan yang pertama didapatkan beratnya yaitu 175,88gr, bobot bersih 147,87gr, dan berat kotor 27,07gr.Sedangkan untuk penimbangan ulangan kedua didapatkan bobot awal 145,52gr, berat bersih 129,86gr, bobot kotor 13,68gr.Untuk ulangan ketiga didapatkan beratnya yaitu 183,88gr, bobot bersih 153,33gr, dan berat kotor 29,34gr.
            Pada penimbangan benih padi untuk pengulangan yang pertama didapatkan beratnya yaitu 196,43gr, bobot bersih 188,19gr, dan berat kotor 15,94gr.Sedangkan untuk penimbangan ulangan kedua didapatkan bobot awal 165,82gr, berat bersih 146,63gr, bobot kotor 10,96gr.Untuk ulangan ketiga didapatkan beratnya yaitu 165,60gr, bobot bersih 130,13gr, dan berat kotor 33,88gr.


Dari hasil penimbangan yang dipe, yang pertama diperoleh untuk masing-masing benih penghitungnnya sebagai berikut :
1.      Benih kedelai
ü Ulangan 1
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      75,35           x 100% = 88 %
            85,33
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     9,99          x100 % = 11%
                                                      85,33
ü Ulangan 2
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      70,79           x 100% = 80 %
            88,13
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     17,09        x100 % = 19 %
                                                      88,13
ü Ulangan 3
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      103,78         x 100% = 77 %
            134,25
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     30,51        x100 % = 22 %
                                                      134,25
2.      Benih jagung
ü Ulangan 1
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      147,87         x 100% = 84 %
175,88
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     27,07        x100 % = 15 %
                                                      175,88
ü Ulangan 2
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      129,86         x 100% = 89 %
145,52
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     13,68        x100 % = 9 %
                                                      145,52
ü Ulangan 3
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      153,33         x 100% = 83 %
183,88
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     29,34        x100 % = 15 %
                                                      183,88
3.      Benih padi
ü Ulangan 1
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      188,19         x 100% = 95 %
196,43
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     15,94        x100 % = 8 %
                                                      196,43
ü Ulangan 2
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      146,63         x 100% = 88 %
165,82
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     10,96        x100 % = 6 %
                                                      165,82
ü Ulangan 3
            Benih murni (2%)        =          bobot benih murni (gr)               x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran (gr) 
=      130,13         x 100% = 78 %
165,60
            Kotoran (%)               =           bobot kotoran                         x 100%
                                                       Bobot akhir pengukuran
                                                =     33,88        x100 % = 20 %
                                                      165,60

            Dari perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa sebelum kita melakukan pembibitan kita harus nenilih atau nemilahkan antara benih yang bagus dan benih yang jelak agar dapat mengetahui berapa persen bibit yang tumbuh dalam suatu wadah tertentu.








BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan

Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Dengan mengetahui kemurnian benih kita dapat menentukan mutu benih tersebut.

Faktor kehilangan benih dalam pengujian ini lebih kecil dari 5%, sehingga pengujian itu dapat dikatakan benih yang digunakan pada praktikum ini bermutu fisik baik.


5.2  Saran

Setiap benih yang akan digunakan untuk pembibitan tanaman, hendaknya dilakukan uji kemurnian benih tersebut, untuk mengetahui mutu fisik benih tersebut. Karena hal ini sangat berkaitan dengan mutu genetis dan fisiologis dari benih tersebut. Maka persentase perkecambahan benih akan semakin tinggi dan sifat/karakter dari varietas tersebut terjaga kemurniannya. Sehingga nantinya benih yang kita dapat untuk bahan pertanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal.





DAFTAR PUSTAKA

Copeland LO dan McDonald MB. 1985. Principles of Seed Science and Technology. 2­­­nd edn. New York: Mcmillan Publishing Co.
Rashid MA dan Singh DP. 2000. A Manual on Vegetable Seed Production. Bangladesh Agricultural Research Instititute
t

0 comments:

Post a Comment