Saturday, October 13, 2012

PERTANIAN USAHA GUREM dan TABULAPOT (pemanfaatan lahan sempit)

PERTANIAN GUREM DAN TABULAPOT




Menilik kemajuan zaman diera globalisasi ini membuat kita merasa sangat bahagia karena semua kebutuhan hidup kita bisa dengan mudah terpenuhi dengan catatan selagi kita mau berusaha apa pun bisa, bahkan dengan perkembangan teknologi  yang sangat pesat membuat aktivitas hidup kita sehari-hari terasa lebih simple dan praktis. Ini itu bukan menjadi alasan yang mendasar lagi, tapi kemauan kita lah yang menjadi alasan sebenarnya. Seperti kata pepatah “dimana ada kemaun pasti ada jalan”, kata kuncinya adalah kemauan, selagi kita mau berusaha untuk mendapatkan apa yang kita ingin kan pasti selalu ada cara meskipun terkadang itu hadirnya setelah kita hampir bahkan sudah berputus asa. Namun kemajuan teknologi ternyata bukan hanya berdampak pada sisi positifnya saja namun sisi negatifnya juga ada.
 Seperti halnya pertambahan penduduk yang sedemikian pesat sehingga hak hidup manusia juga semakin meningkat dan tidak terjamin. Di iringi dengan menyempitnya luas wilayah yang biasa di gunakan para petani untuk mencukupi kebutuhan hidup pribadi maupun masyarakat luas. Dengan menyempitnya lahan ini otomatis secara tidak langsung berdampak pada nilai jual bahkan kualitas dari produksi pertanian yang mana semakin hari semakin meningkat harganya, terutama di wilayah perkotaan. Hal-hal seperti ini tidak terlalu bermasalah bagi mereka yang berpenghasilan tinggi di atas rata-rata. Tapi bagaimana dengan mereka yang penghasilannya standar, di bawah rata-rata, bahkan sangat minim hingga untuk memenuhi kebutuhan pangan saja susah..????
ini lah yang akan kita bahas pada artikel ini,, bagaimana memafaatkan lahan sempit untuk memproduksi tanaman pangan/hortikulura.
Beberapa cara yang telah penulis baca dari beberapa sumber buku, dan membahas pada ruang perkuliahan serta juga pernah di terapkan dalam kehidupan nyata. Akhirnya penulis merevisi beberapa metode yang cocok dan sesuai untuk memanfaatkan lahan sempit, terutama untuk menikmati sendiri hasilnya sehingga bisa membantu menimalisir pengeluaran dana untuk urusan perut.
Metode itu antara lain :
ü  Pertanian gurem.
Pertanian gurem bertujuan menghasilkan hasil pertanian untuk keperluan sendiri. Yaitu:
pertama dengan cara berladang. Kita tahu bahwa traffic jumlah penduduk terutama di Negara kita ini sudah mulai padat sehingga daur pemberaan lahan di perpendek, system itu akan menghasilkan ekosistem alang-alangan.  Nenek moyang kita zaman dahulu tidak salah menciptakan cara mengolah lahan pertanian dengan berladang berpindah-pindah karena memang di zamannya lahan masih sangat banyak dan efektif untuk produktifitas tanaman, dengan cara ini juga mereka memberikan kesempatan tanah untuk beregrenerasi menjadi lebih baik lagi.
System pertanian gurem yang ke dua adalah bercocok tanaman di atas lahan sawah atau lebih tepatnya di tas pematang sawah. Pematang sawah ini dapat kita manfaakan untuk menanam tanam seperti kacang-kacangan, sayur-sayuran, dll.
System yang ketiga yaitu jika kita memiliki pekarangan yang cukup luas dan terbangkalai saja, ada baiknya kita memanfaatkannya untuk bercocok tanam satu atau dua varietas tanaman.
ü  TABULAPOT (tanaman buah dalam pot)
Tanaman buah dalam pot lebih di prioritaskan buat mereka yang tidak memiliki lahan untuk berladang. Metode ini ditujukan buat ibu-ibu yng suka dengan tanaman dalam pot seperti halnya bunga, jika kita tidak memiliki aktivitas yang sangat menyita waktu ada baiknya kita menerapka metode ini, rasanya metode ini sangat cocok di manfaatkan di perkotaan yang penduduknya sudah padat, di los-los, pekarangan rumah, bedengan, kontrakan, bahkan rumah susun. Sebenarnya tidak hanya buah yang bisa kita tanam di dalam pot, tanaman horti lainnya pun bisa kita tanam dengan memanfaatkan pot.
Semua metode ini di maksudkan agar kita tidak terlalu bergantung dengan hasil pertanian dari daerah lain, jika nanti suatu saat para petani gagal panen maka kita pun akan terkena imbasnya yaitu kenaikn harga bahan pangan. Dan metode ini bisa menjadi solusi terbaik untuk mengurangi kekhawatiran kita, meskipun pada dasarnya kita tetap bergantung pada para petani. Selain itu juga kita bisa mengirit biaya pengeluaran untuk urusan pangan, bahkan mungkin jika kita optimalkan dan serius bisa mendatang kan rupiah, itung-itung belanja harian dan saling berbagi. Lumayan kan.
Sekian artikel ini, jika terdapat kekurangan mohon di koment. Agar admin bisa mereivisi lebih baik lagi. SEMOGA BERMANFAAT…!

0 comments:

Post a Comment