Saturday, October 13, 2012

LAPORAN MEKANISASI PERTANIAN “PENANGANAN PASCA PANEN (PEMISAHAN/ PERONTOKAN BULIR PADI MENGGUNAKAN POWER THRESER


LAPORAN MEKANISASI PERTANIAN
“PENANGANAN PASCA PANEN (PEMISAHAN/ PERONTOKAN BULIR PADI MENGGUNAKAN POWER THRESER

NAMA        : Rachmad Septiadi
NPM           : E1J011036
PRODI        : AGROEKOEKNOLOGI
DOSEN       : Yusril Dani, Ir, M.Si
1.1          Dasar teori

Padi (oryza sativa) merupakan bahan utama makanan masyarakat Indonesia yang telah di olah menjadi nasi. Untuk itu padi merupakan salah satu tanaman wajib bagi masyarakat Indonesia. Pengolahan tanaman padi sejak dahulu kala sudah di lakukan oleh nenek moyang kita hingga saat ini terus berkembang dalam segi pengolahan maupun alat-alat yang di gunakan untuk mengolah. Dalam perjalanannya, proses pengolahan produktifitas lahan mapun produk dari tanaman banyak sekali mengalami perubahan, mengikuti alur perkembangan teknologi. Contoh misalkan dulu sebelum ada alat-alat mekanisasi pertanian berupa motor bakar, para petani menggunakan alat sederhana dalam proses pengolahan seperti misalkan cangkul, sengkuit, ani-ani, sabit, dan lain sebagainya. Namun sekarang setelah kemajuan teknologi terkini, para petani di mudahkan dengan adanya alat-alat mekanisasi pertanian seperti, power threser untuk perontokan bulir padi, mesin pemotong rumput sebagai pengganti sengkuit, reaper sebagai pengganti sabi, dan lain sebagainya. Semua teknologi ini di buat dengan tujuan memudahkan para petani dalam proses pengolahan padi maupun pnanganan pasca panen.


1.2          Tujuan
         
- Praktikan  harus mengerti dan bisa mempraktekan cara panen padi menggunakn sabit.

- praktikan mengetahui cara penanganan pemisahan/ perontokan bulir padi menggunakan ala mekanisasi pertanian berupa POWER THRESER.

- praktikan dapat mengetahui dan mendefenisikan bagian-bagian alat pada POWER THRESER.

BAB II
METEDOLOGI
           

2.1       Bahan dan Alat

2.1.1    Bahan
           
            Tanaman padi (oryza sativa) lokasi di depan lab. TIP, fakultas pertanian, universitas Bengkulu.

2.1.2    ALAT
           
-          Sabit
-          Power Threser


2.2       Cara Kerja
Panen padi menggunakan Sabit.

Ada dua metode pemotongan padi menggunakan sabit antara lain adalah dengan cara potong atas atau potong bawah. Kedua metode ini pada dasarnya sama saja hanya saja bedanya pada saat perontokan bulir padi, jika pada metode pemotongan bawah penanganan berikutnya untuk merontokan dengan cara di gebot/di banting, bias juga di injak, atau dengan power threser pedal. Sedangkan pemotongan atas perontokan menggunakan power threser mekanik.

Penggunaan sabit adalah sebagai berikut :
-          Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri,
-          Tempatkan mata sabit di bagian bawah/ atas/ tengah batang padi, tergantung dengan cara perontokan, lalu tekan kan sabit pada batang padi hingga batang padi terpisah atau putus.

Perontokan padi menggunkn POWER THRESER.

            Penggunan power threser adalah sebgai berikut :
-          Letakan power threser pada tempat yang rata,
-          Periksa semua bagian power threser jika ada kotoran agar di bersihkan,
-          Turn on power threser, lalu atur putaran silinder sesuai keingingan,
-          Masukan padi yang akan di rontokan pada pintu pemasukan, lalu setelah itu silinder pada power threser akan memutar jerami.
-          Bulir padi yang telah rontok terpisah akan terpisah dari jerami, lalu di bawa keluar melalui saringan perontok, sedangkan jerami akan terpisah dan terbawa keluar melalui pintu keluar jerami.
-          Butiran padi, kotoran, dan potongan jerami akan jatuh ke ayakan lalu bergoyang dan juga terpisah terhembus oleh kipas angin. Benda yang berukuran besar akan terpisah melalui lubang pada ayakan.
-          Sedangkan bulir padi akan jatuh dan terampung pada pintu pengeluaran padi berenas.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

            Padi yang telah di rontokan kemudian di pisah kan dan di masukan kewadah penyimpanan berupa karung. Lalu di kumpulkan untuk kemudian di lakukan penanganan pasca panen berikutnya ( akan dibahas pada laporan yang lain ).

3.2 Pembahasan

            Sabit merupakan alat panen padi secara manual, yang bentuknya menyerupai sengkuit/ celurit tapi pendek. Ada dua macam sabit ; 1. Sabit yang memiliki mata pisau bergerigi, dan 2. Sabit yang mata pisaunya tidak bergerigi. Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan sabit yang memiliki mata bergerigi. Karakteristik sabit adalah :
-          Gagang terbuat dari kayu bulat / besi, berdiameter 2 cm, dan panjang 15 cm.
-          Mata pisau terbuat dari baja keras yang salah satu sisinya bergerigi antara 12-16 gerigi.


            Power threser adalah sebuah alat mekanisasi pertanian yang berteknologi canggih yang berfungsi sebagai perontok atau pemisah bulir padi dengan jerami. Kelebihan alat ini adalah hasil perontokan bulir padi lebih banyak di karenakan kapasitas kerja lebih besar dan juga dapat menekan persentase kehilangan bulir padi hingga 3 % jika di bandingkan dengan alat lain.  Ada dua macam power threser antara lain adalah : 1. Power threser pedal, dan 2. Power threser mekanik. Dalam hal ini praktikan menggunakan power threser mekanik. Power threser mekanik menggunakan system engineering di mana alat ini sudah tidak menggunakan tenaga manusia lagi, manusia disini hanya berperan sebagai operator saja. Lain halnya dengan power threser pedal, kita masih di tuntut untuk ikut bekerja dengan cara
menginjak pedal yang telah di pasang di sana.

            Bagian-bagian power threser mekanik :
-          Kerangka utama terbuat dari bersi siku-siku berukuran 40mm X 40 mm X 4 mm, dan plat lembaran baja lunak setebal 1-3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya.
-          Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan ukuran 30-40 cm dan lebar 40-60 cm. sisi kiri dan kanan di tutup dengan besi lembaran bulat settebal 2- 3 mm. pada besi strip yang melintang tersebut terdapat gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50-60 mm, di perkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok berkisar antara 30-88 buah, diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros di beri bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
-          Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa saringan perontok dan plat pendorong jerami. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran berkisar antara 1-2 mm. jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari besi baja antara 0,6-8 mm, bersusun menjajar berbentuk setengah lingkaran, jarak antara besi baja antara 18-20 mm, dan jarak antara gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. plat pendorong jerami terpasang pada silinder yang tak terpasang gigi perontonk. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2-3 mm dengan ukuran 5-15 mm.
-          Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan antara 45-390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5-2 mm, ayakan terdiri dari dua tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 X 13 mm, sedangkan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui system as nocken.
-          Kipas angin terbuat dari plastik sengan jumlah daun kipas 5-7 buah.
-          Unit transmisi tenaga melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder perontok. Putaran silinder perontok untuk merontokan bulir padi berkisar antara 500-600 rpm.

Spesifikasi  secara umum  :
a.      Tenaga penggerak                     :  Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP
b.      Berat keseluruhan                      :  110 kg
c.       Panjang X Lebar X Tinggi         :  1325 X 965 X 1213
d.      Kapasitas kerja                          :  500 hingga 600 kg per jam Padi
                                                               350 hingga 450 kg per jam Kedelai
                                                               700 hingga 1000 kg per jam Jagung
e.      Kecepatan putar silinder            :  untuk padi 600 rpm
                                                               untuk kedelai 600 – 650 rpm
                                                               untuk jagung 650 – 700 rpm
f.       Kebutuhan tenaga                      :  3 sampai 4 orang
g.      Kebutuhan bahan bakar            :  0,9 liter per jam bensin
                                                               1,0 liter per jam solar.

BAGAIAN UTAMA MOTOR BAKAR

a.      Kepala silinder
Merupakan tempat di mana terpasang piston sebagai penghail letupan meknaik atau pembakran sebagai awal terbentuknya energy yang akan mengaktikfkan kinerja dari seluruh komponen motor bakar, yang di lakukan oleh piston sebagai langkah dasar torak penggerak.
b.      Blok silinder
Merupakan tempat dudukan kepala silinder, sebagai dudukan silinder linier, serta sebagai dudukan mekanisme poros engkol.
c.       Piston
Biasa disebut dengan torak, di mana torak ini bekerja naik turun yang di rubah menjadi gerk putar pada poros engkol. Batang torak menghubungkan torak keporos engkol dan selanjutnya meneruskan tenaga yagn di hasilkan torak keporos engkol. Sedang yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end.Crank pin berputar pada kecepatan tinggi didalam big end dan mengakibatkan temperatur menjadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan didalm big end. Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini dipercikkan dari lubang oli ke bagian dalam torak untuk mendinginkan torak.
d.      Ring piston dan piston pin
Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.
piston pin atau biasa di sebut dengan pena torak menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak. Dan meneruskan pembakaran yang berlaku pada batang torak. Pena toarak yang berlubang di dalam nya berpungsi untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung di tahan
oleh busing pena torak (piston pin boss).
e.       Flywheel
Flywheel atau biasa kita kenal dengan magnet adalah system pengapian yang paling sederhana dalam mengahsilkan percikan bunga api pada busi. Prinsip kerja dari sistem pengapian ini adalah seperti “transfer/pemindahan energi” atau “pembangkitan medan magnet”. Source coil pengapian terhubung dengan kumparan primer koil pengapian. Diantara dua komponen (koil) tersebut dipasang platina (contact breaker/contact point) yang berfungsi sebagai saklar dan dipasang secara paralel dengan koil-koil tadi. Pada saat platina dalam keadaan menutup, maka arus yang dihasilkan magnet akan mengalir ke massa melalui platina, sedangkan pada koil pengapian tidak ada arus yang mengalir. Saat posisi rotor sedemikian rupa sehingga arus yang dihasilkan source coil sedang maksimum, platina terbuka oleh cam/nok. ejadian ini menyebabkan arus ke massa lewat platina terputus dan arus mengalir ke kumparan primer koil dalam bentuk tegangan induksi sekitar 200V – 300V. Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar 10KV – 20KV yang bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Induksi ini disebut induksi bersama (mutual induction). Untuk menghasilkan tegangan induksi yang besar maka pada saat platina mulai membuka, tidak boleh ada percikan bunga api dan aliran arus pada platina tersebut yang cenderung ingin terus mengalirnya ke massa. Oleh karena itu, pada rangkaian sistem pengapian dipasangkan kondensor/kapasitor untuk mengatasi percikan pada platina saat mulai membuka.
f.       System klep
System klep atau yang biasa kita kenal dengan payung klep, merupakan bagian dari konstruksi motor bakar yang berfungi untuk masuknya bahan bakar pada katup masuk dan membuang gas pada katup buang. Biasanya terletak di atas kepala silinder.
g.      System penyaluran bahan bakar ke karburator
Sistem Bahan Bakar Secara umum sistem bahan bakar pada sepeda motor berfungsi untuk menyediakan bahan bakar, melakukan proses pencampuran bahan bakar dan udara dengan perbandingan yang tepat, kemudian menyalurkan campuran tersebut ke dalam silinder dalam jumlah volume yang tepat sesuai kebutuhan putaran mesin. System penyaluran bahan bakar terdapat dua cara yaitu : sistem penyaluran bahan bakar dengan sendirinya (karena berat gravitasi) dan sistem penyaluran bahan bakar dengan tekanan. Prinsip kerja karburator Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil dan dicampur dengan udara sehingga memudahkan penguapan. Prosesnya serupa dengan penyemburan ( spray). Aturan kerja karburator Bahan bakar dan udara dibutuhkan motor bensin untuk berjalan. Bahan bakar berupa bensin dicampur dengan udara oleh karburator supaya mudah terbakar dan di alirkan keruang bakar. Dengan kata lain, karburator bekerja sesuai aturan sebagai Berikut :
Volume campuran udara dan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin. Menciptakan campuran udara dan bahan bakar sedemikian rupa tepat sesuai kecepatan mesin. Merubah bensin menjadi partikel-partikel bercampur dengan udara sehingga mudah disemburkan atau dikabutkan.
       
3.3 Manfaat

            Teknologi terkini dalam perkembangan pengolahan pertanian, sangat sirasakan oleh para petani. Diman mereka sudah tidak lagi terlalu di repotkan deng amenggunakan alat-alat pertanian secara manual, para peteni cukup mengendalikan sebagai operator system saja, sehingga pekerjaan jadi lebih efesien dan mudah.
           
BAB IV
PENUTUP



Kesimpulan

            Motor bakar mekanik merupakan alat yang tepat dalam pengolahan pasca panen dalm bidang pertanian, kinerja mekanika pada motor bakar memudahkan para petani dalam proses pengolahan panen dan pasca panen, sehingga para petani tidak legi perlu bekerja terlalu keras (over). Manfaat yang di rasakan para petani sangat nyata. Selain itu juga motor bakar tidak hanya di gunakan pada alat-alat pertanian, tapi juga pada teknologi yang lainnya, antara lain transportasi dimana motor bakar ini bekerja pada mekanika mobil, motor, pesawat, dll. Intinya adalah terletak pada perdikan api yang di hasilkan oleh torak berupa letuapan-letupan yang di rubah menjadi energy yang dapat menggerakan apa saja anythink.


0 comments:

Post a Comment